Skip to content

KESATRYA ATAU PECUNDANG ?.

June 21, 2019

Di era 80an, sebagai karyawan suatu BUMN merupakan kebanggan bagi seseorang. Oleh karena fasilitas dan suasana lingkungan kerja tidak jauh berbeda dengan seorang pegawai negeri. Malah dibandingkan dengan gaji yang diterima bagi tingkatan sepadan akan mendapatkan lebih banyak. Apa lagi fasilitas jauh lebih dari cukup untuk ukuran seorang pegawai negeri umumnya.

Kebahagian itu tidak berlangsung lama, karena ada peraturan Pemerintah bahwa Kantor Pusat yang berada di Jakarta harus pindah ke pusat operasinya. Di Jakarta hanya tertinggal sebagai Kantor Perwakilan, terutama untuk Pemasaran saja. Disinilah keputusan itu harus diambil, apakah ikut pindah atau keluar dari perusahaan itu.

Dilema yang serius, oleh karena mendadak pengumuman itu dan tidak ada persiapan yang memadai. Serasa 3 bulanan untuk mengambil keputusan yang tepat agar tidak salah pilih. Keluarga menyerahkan sepenuhnya kepada Kepala Keluarga, dengan catatan di Kampung dulu sudah biasa hidup menderita. Dengan pertimbangan anak-anak masih kecil-kecil dan keyakinan bisa hidup diluar dengan fasilitas terbatas saja.

Waktu itu kebetulan baru memperoleh KPR BTN dengan cukup membayar uang muka saja boleh mendiami rumah itu. Cicilan setiap bulannya dengan angsuran selama 15 tahun. Mungkin ini tidak begitu masalah, tetapi bagaimana perabotan, kursi tamu, tempat tidur dlsbnya ?. Sebelumnya anak-anak biasa tinggal di rumah dinas yang cukup besar berfasilitas lengkap termasuk AC setiap kamar.

Masalah psychologis anak yang menjadi kendala, termasuk sarana angkutan yang sebelumnya pakai mobil dinas diganti menjadi naik bus umum. Belum lagi sarana dirumah seperti diuraikan diatas itu yang kondisinya minim dan kualitas yang jauh dari sebelumnya. Ternyata hanya beberapa bulan rasa kekagetan itu dan dengan berjalannya waktu bisa dilewati dengan baik.

Kebetulan hanya beberapa bulan menganggur lalu dapat pekerjaan sebagai karyawan Perusahaan Asing Joint Venture Indonesia-Amerika. Sebagai alat transportasi karena lokasinya jauh lalu  membeli mobil yang bekas dan kecil ( Honda Life ). Sering ditertawakan bahwa penumpangnya sebesar ‘ raksasa ‘ tetapi mobilnya sebesar semut. Malah ada yang guyon, apakah tidak kasihan kepada mobilnya membawa penumpang besar-besar ?.

Kebetulan waktu itu, orang asing yang mau ke airport minta dihantar sambil mengobrol pekerjaan dijalan. Pernah komentar orang asing jika ikut mobilnya ‘ bring your breakfast ‘ karena berjalan seperti keong lambat sekali. Walaupun demikian malah banyak yang suka dengan  jenis mobil itu karena 2 cylinder jadi irit bensin. Mobil itu ibarat kura-kura yang sedang berjalan ditengah jalan, dan pernah was-was kebetulan dengan orang asing harus melewati jalanan yang banjir.

Kenangan yang tidak terlupakan, mungkin orang asing itu menganggap sebagai hiburan atau kembali ke zaman primitif. Banyak nasehat didapat dalam perjalanan mengantarkan orang asing dengan sarana seadanya. Dilihat dari roman mukanya kelihatan dia pun menikmati keadaan seperti itu.

No comments yet

Leave a comment